Setiap tahun diperkirakan sekitar 500 ribu wanita meninggal akibat
kasus-kasus yang berkaitan dengan kehamilan. Bahkan diperkirakan lebih
dari 60 juta wanita di dunia menderita akibat berbagai komplikasi selama
kehamilan. Sekitar 30 persen di antaranya menanggung infeksi dan luka
akibat komplikasi tadi sepanjang sisa hidup mereka. Karenanya kehamilan
harus direncanakan dengan matang agar nyawa Sang Ibu dan buah hati
selamat.
Pentingnya Perencanaan
Sejak awal pasangan suami istri mestinya memutuskan mereka akan
mempunyai anak berapa. Di negara-negara berkembang, sudah menjadi
pemandangan lazim kalau kita melihat ibu-ibu yang sudah hamil lagi
padahal ia masih menggendong bocah kecil atau malah menyusui bayinya.
Perencanaan yang baik memungkinkan ibu mengatur jarak ideal antara
kehamilan yang satu dengan kehamilan berikutnya, meringankan tugas Si
Ibu, sekaligus memungkinkan tubuhnya pulih kembali usai melahirkan.
Diet Sehat
Selain mencukupi zat-zat makanan yang nanti dibutuhkan janinnya
sepanjang kehamilan, sebelum hamil, seorang calon ibu membutuhkan paling
tidak empat bulan untuk meminimalkan efek negatif zat-zat kimia
berbahaya.
Risiko janin terkena spina bifida
(kelainan sambungan jaringan-jaringan saraf) akan berkurang secara
signifikan bila Si Ibu cukup mengonsumsi asam folat. Pasalnya, tabung
saraf akan menutup pada hari ke 24 sampai ke 28 setelah konsepsi. Di
saat itu biasanya yang bersangkutan belum menyadari kalau dirinya hamil.
Itulah mengapa konsumsi asam folat sebaiknya dimulai beberapa bulan
sebelumnya ketika wanita merencanakan punya momongan.
Zat besi juga sangat penting. Selama kehamilan, calon ibu membutuhkan
zat besi dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Kalau kebutuhan
zat besi ini tidak tercukupi, Si Calon Ibu akan mengalami anemia atau
rendahnya kadar zat besi dalam darahnya. Kondisi ini diperburuk oleh
frekuensi kehamilan yang membuat tubuh Si Ibu tidak sempat pulih.
Sumber pangan yang banyak mengandung asam folat dan zat besi adalah
hati, kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan yang dikeringkan, dan
sereal yang diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral. Zat besi akan
semakin mudah diserap tubuh bila tersedia cukup Vitamin C yang berasal
dari buah-buahan segar.
Konsumsi makanan ibu hamil harus terdiri dari buah-buahan, sayur-mayur (terutama yang berwarna hijau tua, orange
, atau merah), kacang-kacangan (buncis, kacang kedelai, kacang panjang), sereal (terigu, jagung, havermut
, gandum, terutama yang sudah diperkaya dengan zat-zat penting), sumber
pangan hewani (ikan, ayam, sapi, keju dan susu, terutama susu skim).
Asupan lemak, gula olahan dan garam sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah
sedikit. Selain itu, ibu hamil harus minum banyak air putih dan wajib
menghindari makanan dan minuman yang mengandung kafein maupun zat-zat
aditif lainnya seperti pewarna maupun perasa atau aroma buatan.
Substansi yang tidak termasuk dalam bahan pangan seperti bahan
pengembang dan zat lilin dapat menyebabkan malnutrisi dan keracunan juga
harus dihindari.
Infeksi
Infeksi pada kandung kemih, serviks (mulut rahim) ataupun infeksi
pada sistem pencernaan dapat memburuk kondisi selama kehamilan dan
meningkatkan risiko mengalami persalian prematur dan preeklampsia. Jadi,
jauh lebih baik mengobati infeksi apa pun sebelum hamil hingga saat
hamil tubuh benar-benar dalam keadaan sehat.
Pemeriksaan Prenatal
Kunjungan teratur ke dokter kandungan dan kebidanan sepanjang
kehamilan terbukti mampu mengurangi risiko kematian. Kalaupun tidak
memungkinkan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan, setidaknya
periksakan kehamilan ke bidan.
Pemeriksaan rutin ke tenaga medis dapat memantau kondisi kehamilan
tersebut apakah memerlukan penanganan khusus atau tidak. Di antaranya
kehamilan kembar, tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau ginjal dan
diabetes. Di banyak negara, ibu hamil mendapat vaksin tetanus toksoid
guna mencegah tetanus pada bayi baru lahir. Ketika usia kehamilan
mencapai 26-28 minggu biasanya akan dilakukan pemeriksaan terhadap ada
tidaknya Streptokokus B. Kalau bakteri ini ada di usus besar bukan tidak
mungkin nantinya akan menginfeksi bayi saat dilahirkan.
Ibu hamil juga wajib menyampaikan riwayat medisnya maupun keluhan
yang dirasakannya kepada dokter yang menangani kehamilannya. Cermati
pula situasi darurat bagi wanita hamil, yakni perdarahan melalui vagina,
wajah tiba-tiba bengkak, rasa sakit yang hebat dan terus-menerus di
kepala atau tangan, penglihatan yang tiba-tiba berkabut, rasa sakit yang
luar biasa di daerah perut, muntah terus-menerus, menggigil akibat
demam, frekuensi atau intensitas gerak janin mendadak berubah,
membanjirnya cairan lewat vagina, rasa perih atau tak tuntas saat buang
air kecil.
Alkohol dan Obat-obatan Terlarang
Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang (termasuk rokok)
meningkatkan risiko bayi mengalami retardasi atau keterbelakangan
mental, dengan cacat fisik ataupun gangguan perilaku.
Ada banyak kasus di mana ibu hamil yang kecanduan alkohol dan
obat-obatan terlarang melahirkan bayi dengan sindrom menarik diri.
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa 1 seloki kecil anggur bila
diminum sesekali selama kehamilan tidak akan membahayakan janin. Namun
para dokter biasanya akan menganjurkan para ibu hamil untuk total
meninggalkan hal-hal tadi selama hamil. Calon ibu juga sebaiknya
benar-benar menjaga diri untuk tidak menjadi perokok pasif.
Obat-obatan
Sebaiknya tidak minum obat apa pun bila memang tidak ada indikasi
medis. Bahkan beberapa suplemen vitamin pun bisa membahayakan bila
dikonsumsi sembarangan. Vitamin A yang berlebih, contohnya, bisa memicu
terjadinya malformasi alias kelainan pembentukan organ atau kecacatan.
Atur Berat Badan
Ibu hamil disarankan menghindari perubahan BB (berat badan) yang
ekstrem. Bayi baru lahir dengan berat rendah (kurang dari 2,5 kg)
memiliki risiko kematian 40 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir
dengan berat rata-rata atau normal. Idealnya, berat badan baru mengalami
peningkatan di trimester kedua.
Ini berarti Si Ibu Hamil makan dengan kuantitas yang tidak berlebih.
Penambahan berat ini memang sesuai dengan meningkatnya kebutuhan
organ-organ tubuh. Penambahan berat badan yang ideal adalah 9-12 kg pada
akhir kehamilan. Sedangkan ibu hamil yang berbadan kurus dianjurkan
mengupayakan penambahan BB sebanyak 12-15 kg. Sebaliknya, ibu-ibu dengan
BB berlebih sebelum kehamilan sebaiknya membatasi kenaikan BB hanya
sekitar 7-9 kg saja.
Perhatikan Kebersihan
Ibu hamil tentu tetap wajib mandi 2 kali sehari. Akan tetapi
penggunaan cairan pembasuh vagina tidak direkomendasikan. Begitu juga
kontak langsung dengan mereka yang menderita infeksi akibat virus,
seperti cacar air, harus dihindari. Untuk mencegah toksoplasmosis,
hindari makan makanan mentah atau yang tidak dimasak sempurna. Hindari
pula bersentuhan dengan bulu dan kotoran kucing.
Jangan abaikan pula aturan-aturan dasar seputar kebersihan, di
antaranya mencuci tangan dan bahan-bahan makanan yang hendak diolah.
Hubungan intim pada dasarnya tak jadi masalah. Asalkan jangan dilakukan
di minggu-minggu terakhir kehamilan karena bisa memicu terjadinya
perdarahan, kontraksi, ataupun lahir sebelum waktunya.
Zat-zat Kimia Berbahaya
Ibu hamil harus menghidari paparan langsung dan atau berlebih dari
sinar X, zat-zat kimia berbahaya dan faktor-faktor yang berisiko dari
lingkungan. Penggunaan aerosol dan zat-zat kimia dalam rumah tangga juga
sebaiknya dibatasi. Suhu yang teramat tinggi dan latihan berlebih juga
harus dihindari.
Begitu pula dengan berdiri terlalu lama ataupun melakukan pekerjaan
yang menyita banyak tenaga. Saat berkendara, sabuk pengaman tetap wajib
dikenakan tapi dengan ikatan yang cukup konggar agar tak menekan perut.
Jenis Persalinan
Ibu hamil jauh-jauh hari sebaiknya sudah memutuskan apakah akan
melahirkan di RS, klinik bersalin atau bahkan di rumah, apakah secara
normal atau sesar. Si Ibu hamil juga wajib tahu, sampai batas tertentu,
bagaimana dia akan ditolong oleh dokter kandungan atau bidan.
Ibu hamil pun harus memahami aspek-aspek yang terkait dengan
persalinan, seperti posisi saat melahirkan, episiotomi, forsep, penahan
rasa sakit maupun monitoring
melalui alat-alat khusus yang serbacanggih. Kalau memilih melahirkan di
rumah dan ternyata terjadi komplikasi, contohnya. Maka ibu perlu tahu
ke rumah sakit mana ia harus mencari pertolongan, terutama bila terjadi
perdarahan. Kondisi seperti ini yang harus benar-benar diperhitungkan.
Begitu juga ketersediaan darah mengingat tidak sedikit kaum ibu yang
menemui ajal saat melahirkan karena mengalami perdarahan.
disadur dari tabloidnova dot com